Kamis, 13 Oktober 2011

Aburizal Bakrie: Dulu BBM Naik 114% Tak Ada Gejolak

Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie merekomendasikan kepada pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi karena sejauh ini pemakai BBM subsidi kebanyakan adalah orang yang mampu.

Menurut Aburizal yang akrab disapa Ical ini, tingginya konsumsi BBM subsidi membuat beban APBN terus membesar.

"Kalau ke BBM, kita lakukan penyesuaian (harga)," kata Ical dalam Diskusi Pengelolaan Sektor Mineral dan Batubara di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (7/10/2011).

Ical menjelaskan, di 2005 sempat dilakukan kenaikan harga hingga 114% terhadap BBM bersubsidi. Hal tersebut pun tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Kenaikan 114% di 2005 tidak ada gejolak, karena 72% pemakai BBM itu adalah orang menengah ke atas," kata Ical yang pernah menjadi Menko Perekonomian dan Menko Kesra ini.

Dirinya menyampaikan, jika BBM subsidi dinaikkan harganya, maka pemerintah juga mengembalikan hasil kenaikan tersebut kepada rakyat menengah ke bawah.

Pemerintah harus mengurangi beban bagi rakyat kecil agar tidak terjadi gejolak bagi mereka. Karena melalui kenaikan BBM bersubsidi maka akan ada anggaran yang bisa dihemat negara.

Kata Ical, kenaikan harga BBM subsidi tersebut dapat ditarik melalui penyesuaian harga listrik yang semestinya jangan dinaikkan. Ical menilai, subsidi listrik belum tepat untuk dinaikkan, jika anggarannya mencapai Rp 45 triliun, maka harus ada penyesuaian terhadap harga BBM bersubsidi.

"BBM dengan harga sekarang, saya kira harus kita sesuaikan, dan rakyat bawah tidak boleh menanggung kenaikan itu, tapi untuk menengah ke atas," pintanya.


(nrs/dnl)

0 komentar:

Posting Komentar

 

itz my creativity © 2008. Template Design By: SkinCorner